Sumber : http://sumedangonline.com/sejarah-sumedang-2/1218/#.VE0UupgxXIU

I.              ASAL KATA “SUMEDANG”

Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal insun maDANGan”, Insun artinya saya Medal artinya lahir Madangan artinya memberi penerangan jadi kata Sumedang bisa berarti “Saya lahir untuk memberi penerangan”. Kalimat “Insun Medal Insun Madangan” terucap ketika Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang I melihat ketika langit menjadi terang-benderang oleh cahaya yang melengkung mirip selendang (malela) selama tiga hari tiga malam. Kata Sumedang dapat juga diambil juga dari kata Su yang berarti baik atau indah dan Medang adalah nama sejenis pohon, Litsia Chinensis sekarang dikenal sebagai pohon Huru, dulu pohon medang banyak tumbuh subur di dataran tinggi sampai ketinggi 700 m dari permukaan laut seperti halnya Sumedang merupakan dataran tinggi.

II.          ASAL MULA SUMEDANG

Asal mula Sumedang berasal dari Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih ( 678 – 721 M ) putra Aria Bima Raksa / Ki Balagantrang Senapati Galuh cucu dari Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh. Kerajaan Tembong Agung berada di Citembong Girang Kecamatan Ganeas Sumedang kemudian pindah ke kampung Muhara Desa Leuwi Hideung Kecamatan Darmaraja. Pada masa Prabu Tajimalela ( 721 – 778 M ) putra dari Guru Aji Putih di bekas Kerajaan Tembong Agung didirikan Kerajaan Sumedang Larang. Sumedang Larang berarti tanah luas yang jarang bandingnya” (Su= bagus, Medang = luas dan Larang = jarang bandingannya).
Masa kejayaan Sumedang Larang pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M) ketika pada masa pemerintahan Pangeran Santri / Pangeran Kusumahdinata I raja Sumedang Larang ke-8 ayah dari Prabu Geusan Ulun pada tanggal 22 April 1578 atau bulan syawal bertepatan dengan Idul Fitri di Keraton Kutamaya Sumedang Larang Pangeran Santri menerima empat Kandaga Lante yang dipimpin oleh Sanghiang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nganganan), Sangiang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot membawa pusaka Pajajaran dan alas parabon untuk di serahkan kepada penguasa Sumedang Larang pada waktu itu dan pada masa itu pula Pangeran Angkawijaya / Pangeran Kusumadinata II dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang dengan gelar Prabu Geusan Ulun sebagai nalendra penerus kerajaan Sunda Padjajaran dan Raja Sumedang Larang ke-9. Ketika dinobatkan sebagai raja Prabu Geusan Ulun berusia + 23 tahun menggantikan ayahnya Pangeran Santri yang telah tua dan pada tanggal 11 Suklapaksa bulan Wesaka 1501 Sakakala atau tanggal 8 Mei 1579 M kerajaan Pajajaran “Sirna ing bumi” Ibukota Padjajaran jatuh ke tangan pasukan Kesultanan Surasowan Banten
Yang akhirnya Sumedang mewarisi wilayah bekas wilayah Padjajaran dengan wilayahnya meliputi seluruh Padjajaran sesudah 1527 masa Prabu Prabu Surawisesa dengan batas meliputi; Sungai Cipamali (daerah Brebes sekarang) di sebelah timur, Sungai Cisadane di sebelah barat, Samudra Hindia sebelah Selatan dan Laut Jawa sebelah utara. Daerah yang tidak termasuk wilayah Sumedang Larang yaitu Kesultanan Banten, Jayakarta dan Kesultanan Cirebon. Dilihat dari luas wilayah kekuasaannya, wilayah Sumedang Larang dulu hampir sama dengan wilayah Jawa Barat sekarang tidak termasuk wilayah Banten dan Jakarta kecuali wilayah Cirebon sekarang menjadi bagian Jawa Barat. sehingga Prabu Geusan Ulun mendapat restu dari 44 penguasa daerah Parahiyangan yang terdiri dari 26 Kandaga Lante, Kandaga Lante adalah semacam Kepala yang satu tingkat lebih tinggi dari pada Cutak (Camat) dan 18 Umbul dengan cacah sebanyak + 9000 umpi. Pemberian pusaka Padjajaran pada tanggal 22 April 1578 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadinya Kabupaten Sumedang.
Peristiwa penobatan Prabu Geusan Ulun sebagai Cakrawarti atau Nalendra merupakan kebebasan Sumedang untuk mengsejajarkan diri dengan kerajaan Banten dan Cirebon. Arti penting yang terkandung dalam peristiwa itu ialah pernyataan bahwa Sumedang menjadi ahli waris serta penerus yang sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran di Bumi Parahiyangan. Pusaka Pajajaran dan beberapa atribut kerajaan yang dibawa oleh Senapati Jaya Perkosa dari Pakuan dengan sendirinya dijadikan bukti dan alat legalisasi keberadaan Sumedang, sama halnya dengan pusaka Majapahit menjadi ciri keabsahan Demak dan Mataram.

III.       DARI MASA KERAJAAN KE MASA KABUPATEN

Pada tahun 1601 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya Pangeran Aria Soeriadiwangsa, pada masa Aria Soeriadiwangsa kekuasaan Sumedang Larang di daerah sudah menurun dan Mataram melakukan perluasan wilayah ke segala penjuru tanah air termasuk ke Sumedang. Pada waktu itu Sumedang Larang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan yang akhirnya Pangeran Aria Soeriadiwangsa pergi ke Mataram untuk menyatakan Sumedang menjadi bagian wilayah Mataram pada tahun 1620. Wilayah bekas kerajaan Sumedang Larang diganti nama menjadi Priangan yang berasal dari kata “Prayangan” yang berarti daerah yang berasal dari pemberian yang timbul dari hati yang ikhlas dan Pangeran Aria Soeriadiwangsa diangkat menjadi Bupati Sumedang pertama dan diberi gelar Rangga Gempol I (1601 – 1625 M). Sumedang menjadi bagian dari wilayah Mataram karena Pangeran Aria Soeriadiwangsa I mengganggap ; 1. Sumedang sudah lemah dari segi kemiliteran, 2. menghindari serangan dari Mataram karena waktu itu Mataram memperluas wilayah kekuasaannya dari segi kekuatan Mataram lebih kuat daripada Sumedang dan 3. menghindari pula serangan dari Cirebon dan VOC. Sultan Agung kemudian membagi-bagi wilayah Priangan menjadi beberapa Kabupaten yang masing-masing dikepalai seorang Bupati, untuk koordinasikan para bupati diangkat seorang Bupati Wadana. Pangeran Rangga Gempol I adalah Bupati Sumedang yang merangkap sebagai Bupati Wadana Priangan pertama (1601 – 1625 M).
Yang akhirnya wilayah Sumedang Larang pada masa Prabu Geusan Ulun menjadi wilayah Sumedang sekarang. Berakhirlah sudah kerajaan Sunda terakhir Sumedang Larang di Jawa Barat Sumedang memasuki era baru yaitu Kabupaten pada tahun 1620 sampai sekarang. Sejak menjadi Kabupaten, Bupati yang memimpin Sumedang sampai tahun 1949 merupakan keturunan langsung dari Prabu Geusan Ulun (lihat masa pemerintahan) tetapi pada tahun 1773 – 1791 yang menjadi Bupati Sumedang adalah Bupati penyelang / sementara dari Parakan Muncang. Menggantikan putra Bupati Surianagara II yang belum menginjak dewasa Rd. Djamu atau terkenal sebagai Pangeran Kornel.

IV.        LETAK IBUKOTA KERAJAAN DAN KABUPATEN ( 678 – 1706 M )


BEKAS IBUKOTA KERAJAAN
No.
NAMA TEMPAT
TAHUN
MASA PEMERINTAHAN
KETERANGAN
1.
Tembong Agung – Leuwi Hideung Darmaraja
678 – 893
- Prabu Guru Aji Putih
- Prabu Tajimalela.
- Prabu Lembu Agung
- Raja Tembong Agung
- Raja Sumedang Larang 1
- Raja Sumedang Larang 2
2.
Ciguling – Pasanggrahan Sumedang Selatan
893 – 1530
- Prabu Gajah Agung
- Prabu Pagulingan.
- Sunan Guling.
- Prabu Tirtakusumah.
- Nyi Mas Patuakan
- Raja Sumedang Larang 3
- Raja Sumedang Larang 4
- Raja Sumedang Larang 5
- Raja Sumedang Larang 6
- Raja Sumedang Larang 7
3.
Kutamaya – Padasuka
1530 – 1578
Ratu Pucuk Umum / Pangeran Santri
- Raja Sumedang Larang 8
4.
Dayeuh Luhur – Ganeas
1578 – 1601
Prabu Geusan Ulun
- Raja Sumedang Larang 9

BEKAS IBUKOTA KABUPATIAN
No.
NAMA TEMPAT
TAHUN
MASA PEMERINTAHAN
1.
Tegal Kalong – Sumedang Utara
1601 – 1625
Rangga Gempol I.
2.
Canukur Sukatali – Situraja
1601 – 1625
Rangga Gede
3.
Parumasan
1625 – 1633
Rangga Gede.
4.
Tenjo Laut Cidudut – Conggeang
1633 – 1656
Rangga Gempol II
5.
Sulambitan – Sumedang Selatan
1656 – 1706
Pangeran Panembahan
6.
Regol Wetan – Sumedang Selatan
1706 – sekarang
Dalem Adipati Tanumadja

V.           MASA PEMERINTAHAN RAJA DAN BUPATI SUMEDANG

A.       MASA KERAJAAN.

1.        Prabu Guru Aji Putih (Raja Tembong Agung) 678 – 721

2.        Batara Tuntang Buana / Prabu Tajimalela. 721 – 778

3.        Jayabrata / Prabu Lembu Agung 778 – 893

4.        Atmabrata / Prabu Gajah Agung. 893 – 998

5.        Jagabaya / Prabu Pagulingan. 998 – 1114

6.        Mertalaya / Sunan Guling. 1114 – 1237

7.        Tirtakusuma / Sunan Tuakan. 1237 – 1462

8.        Sintawati / Nyi Mas Ratu Patuakan. 1462 – 1530

9.        Satyasih / Ratu Inten Dewata Pucuk Umum 1530 – 1578

(kemudian digantikan oleh suaminya Pangeran Kusumadinata I / Pangeran Santri)

1.        Pangeran Kusumahdinata II / Prabu Geusan Ulun 1578 – 1601

B.       MASA BUPATI PENGARUH MATARAM.

11.     Pangeran Suriadiwangsa / Rangga Gempol I 1601 – 1625

12.     Pangeran Rangga Gede / Kusumahdinata IV 1625 – 1633

13.     Raden Bagus Weruh / Pangeran Rangga Gempol II. 1633 – 1656

14.     Pangeran Panembahan / Rangga Gempol III 1656 – 1706

B.       MASA PENGARUH KOMPENI VOC.

15.    Dalem Adipati Tanumadja. 1706 – 1709

16.    Pangeran Karuhun / Rangga Gempol IV 1709 – 1744

17.    Dalem Istri Rajaningrat 1744 – 1759

18.    Dalem Adipati Kusumadinata VIII / Dalem Anom. 1759 – 1761 19. Dalem Adipati Surianagara II 1761 – 1765 20. Dalem Adipati Surialaga. 1765 – 1773

C.      MASA BUPATI PENYELANG / SEMENTARA

19.    Dalem Adipati Tanubaya 1773 – 1775

20.    Dalem Adipati Patrakusumah 1775 – 1789

21.    Dalem Aria Sacapati. 1789 – 1791

D.      MASA PEMERINTAHAN BELANDA.

Merupakan Bupati Keturunan Langsung leluhur Sumedang.

22.    Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel. 1791 – 1828

23.    Dalem Adipati Kusumayuda / Dalem Ageung. 1828 – 1833

24.    Dalem Adipati Kusumadinata X / Dalem Alit. 1833 – 1834

25.    Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja 1834 – 1836

26.    Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Sugih. 1836 – 1882

27.    Pangeran Aria Suriaatmadja / Pangeran Mekkah. 1882 – 1919

28.    Dalem Adipati Aria Kusumadilaga / Dalem Bintang. 1919 – 1937

29.    Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1937 – 1946

E.       MASA REPUBLIK INDONESIA

30.    Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata / Dalem Aria. 1945 – 1946

31.    R. Hasan Suria Sacakusumah. 1946 – 1947

32.    R. Tumenggung Mohammad Singer. 1947 – 1949

33.    R. Hasan Suria Sacakusumah. 1949 – 1950

(Bupati terakhir keturunan langsung leluhur Sumedang)


SEJARAH MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN

Awal berdirinya Museum Prabu Geusan Ulun, diawali berdirinya “Yayasan Pangeran Aria Soeria Atmadja (YAPASA)”, yayasan yang mengurus, memelihara dan mengelola barang – barang wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja Bupati Sumedang 1882 – 1919. Untuk melestarikan benda – benda wakaf tersebut YAPASA merencanakan untuk mendirikan Museum. Pada tahun 1973 YAPASA berubah nama menjadi Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) dan didirikan sebuah Museum yang bernama Museum Yayasan Pangeran Sumedang yang pada mulanya dibuka hanya untuk di lingkungan para wargi keturunan dan seketurunan Leluhur Pangeran Sumedang.
Pada tanggal 7 – 13 Maret 1974 di Sumedang diadakan Seminar Sejarah Jawa Barat yang dihadiri oleh para ahli-ahli sejarah Jawa Barat. Pada kesempatan yang baik itu Sesepuh YPS dan Sesepuh Wargi Sumedang mengusulkan untuk mengganti nama Museum YPS. Dan salah satu hasil dari Seminar Sejarah Jawa Barat tersebut dapat diputuskan dan ditetapkan untuk memberi nama Museum YPS, diambil dari nama seorang tokoh yang karismatik yaitu Raja pertama dan terakhir Kerajaan Sumedanglarang yang bernama “Prabu Geusan Ulun”. Maka pada tanggal 13 Maret 1974 Museum YPS diberi nama menjadi Museum “Prabu Geusan Ulun” –YPS.
Gedung pertama yang dipakai sebagai Museum adalah Gedung Gendeng
Pada tanggal 7 – 13 Maret 1974 di Sumedang diadakan Seminar Sejarah Jawa Barat yang dihadiri oleh para ahli-ahli sejarah Jawa Barat. Pada kesempatan yang baik itu Sesepuh YPS dan Sesepuh Wargi Sumedang mengusulkan untuk memberi nama Museum YPS yang disampaikan pada forum Seminar Sejarah Jawa Barat. Dan salah satu hasil dari Seminar Sejarah Jawa Barat tersebut dapat diputuskan dan ditetapkan untuk memberi nama Museum YPS, diambil dari nama seorang tokoh yang karismatik yaitu Raja pertama dan terakhir Kerajaan Sumedanglarang yang bernama “Prabu Geusan Ulun”. Maka pada tanggal 13 Maret 1974 Museum YPS diberi nama menjadi Museum “Prabu Geusan Ulun”

Contoh surat lamaran kerja adalah contoh surat yang tujuannya untuk memudahkan bagi siapa saja yang akan membuat surat lamaran kerja yang sebenarnya sudah pernah kita pelajari ketika masih di bangku sekolah namun kebanyakan dari kita sering lupa bagaimana struktur dan format yang benar dalam membuat surat lamaran pekerjaan yang benar. Membuat surat lamaran kerja adalah proses awal yang menentukan dan terbukanya peluang apakah anda layak atau tidak menjadi karyawan dari sebuah perusahaan tertentu, sehingga sebelum membuat surat lamaran pekerjaan ada baiknya anda mempelajari terlebih dahulu cara membuat surat lamaran kerja berikut contoh-contoh surat lamaran kerja yang akan saya bagikan kali ini

Cara membuat surat lamaran kerja yang baik dan benar

Bagaimanakah cara membuat surat lamaran kerja yang benar? sebenarnya membuat surat lamaran kerja tidak sesulit yang dibayangkan, hanya saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan dimana surat lamaran kerja hendaknya memiliki struktur berikut di bawah ini

1. Tempat dan tanggal penulisan
2. Perusahaan yang ditujukan
3. Salam hormat
4. Kata pengantar
5. Biodata pribadi
6. Pengalaman kerja dan skill
7. Harapan
8. Penutup

Tips dalam membuat surat lamaran kerja
  1. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
  2. Format penulisan tersusun rapi dengan bahasa yang tidak bertele-tele
  3. Surat lamaran kerja hendaknya ditulis secara manual dan memang anda yang membuatnya
  4. Lengkapi dengan data-data yang dibutuhkan oleh perusahaan tempat anda melamar kerja
  5. Lampirkan surat pendukung lainnya seperti sertifikat pengalaman kerja

Contoh surat lamaran kerja perusahaan 1

Bali, 20 Maret 2014
Kepada Yth :
HRD PT NUSANTARA
Jl. Ahmad Yani No. 10 Singaraja Bali

Perihal : Lamaran kerja

Dengan Hormat

Berdasarkan informasi dari media cetak, koran Terpadu perihal lowongan pekerjaan di perusahaan tempat Bapak/Ibu pimpin. Melalui surat lamaran ini saya ingin mengajukan diri untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin guna mengisi posisi yang dibutuhkan saat ini. Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama                           : Fahrur Rozi
Tempat/Tanggal Lahir : Singaraja, 11 Agustus 1989
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Pendidikan                  : SMK Perhotelan Bina Lestari Bali
Alamat                        : Jl. Dewi Sartika No. 8 RT/RW 09/006
Telepon                       : 085252446757

Untuk melengkapi beberapa data yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu pimpinan diwaktu yang akan datang, saya lampirkan juga kelengkapan data diri sebagai berikut :

1. Pas Photo.
2. Foto copy KTP
3. Daftar Riwayat Hidup
4. Foto copy Ijazah Terakhir
5. Foto copy Sertifikat Competensi
6. Foto copy Sertifikat PKL

Demikian surat lamaran ini saya buat dengan sebenarnya dan atas perhatian serta kebijaksanaan Bapak/Ibu pimpinan saya mengucapkan terimakasih.


Hormat saya


Fahrur Rozi

Contoh surat lamaran kerja perusahaan 2

Denpasar, 21 April 2014
Kepada Yth :
HRD PT. Cahaya Abadi,
Jl. Pulau Alor No. 10 Denpasar Barat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama                           : Ahmad Zakaria, SE
Tempat, Tgl. Lahir      : Denpasar, 29 Mei 1985
Alamat                        : Jl. Tantular No. 15 Renon Denpasar
No. Telp/HP               : 081338667711
Pendidikan                 : S1 Manajemen
Dengan surat ini saya ingin mengajukan lamaran kerja di perusahaan yang Bapak / Ibu pimpin sebagai Marketing.
Saya memiliki pengalaman bekerja sebagai Marketing Manajer di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta, dan dengan surat permohonan ini saya siap untuk memberikan dedikasi dan kompetensi baik waktu dan tenaga saya apabila diperlukan dan sangat besar harapan saya agar dapat diberikan kesempatan wawancara maupun tes lainnya.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan surat :
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Foto copy Ijazah
3. Foto copy sertifikat
4. Foto copy KTP
5. Foto copy transkrip nilai
6. Pas photo terbaru
7. Surat Pengalaman Kerja
Demikian surat lamaran kerja ini, saya ucapakan banyak terima kasih atas perhatian Bapak / Ibu.
Hormat saya
Ahmad Zakaria, SE.

Meskipun pada artikel di atas disarankan menggunakan tulisan tangan (manual) namun dapat dikondisikan sesuai dengan tempat anda melamar pekerjaan karena dewasa ini sebagian besar perusahaan membutuhkan karyawan yang terampil menggunakan komputer atau mesin ketik akan tetapi jika anda melamar kerja untuk CPNS diharuskan menggunakan tulisan tangan

Berdasarkan alasan di atas, jika anda melamar kerja untuk perusahaan bisa dengan diketik akan tetapi disarankan menggunakan tulisan manual dengan catatan pada curriculum vitae diberikan penjelasan singkat bahwa anda juga terampil menggunakan komputer atau mesin ketik
Dari dua contoh surat lamaran kerja di atas saya kira sudah cukup jelas tentang struktur dan format dalam penulisan surat lamaran kerja dan semoga melalui artikel ini dapat memberikan manfaat dan memudahkan anda dalam membuat surat lamaran pekerjaan. Mengenai data kelengkapan seperti surat pengalaman kerja dan daftar riwayat hidup atau biasa juga disebut dengan curriculum vitae dapat anda pelajari di link berikut
contoh cv-curriculum vitae
surat pengalaman kerja 
Namun untuk surat pengalaman kerja bukan anda yang membuatnya melainkan pimpinan perusahaan tempat terakhir anda bekerja.
Semoga artikel tentang surat lamaran kerja di atas bermanfaat untuk anda semua. Jangan lupa tinggalkan SHARE dan LIKE anda untuk semakin menyebarkan manfaat yang anda rasakan. Dan tak lupa kami doakan semoga manfaat tersebut turut serta menyertai anda di dunia nyata, ketika anda tengah memasuki dunia kerja.

Pramuka Siaga

1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.

2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan

3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma

4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar

5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem

6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara

7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara

8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawab "kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.

9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap

10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)

11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.

Pramuka Penggalang

1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.

2. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma

3. Acara Pokok
Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk angkare menurut regunya masing-masing.

4. Penjemputan Pembina Upacara
pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pratama menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.

5. Upacara dimulai
slah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.
penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan, kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya

6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh seluruh peserta upacara

7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara

8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas
Petugas Dasa Darma,

9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap

10. Do'a
doa dipimpin oleh pembina
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.

11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.